Wednesday, August 18, 2004

Goyang London

"Masih terngiang di telingaku..bisik cintamu..."Alunan suara merdu Ikke Nurjannah mendendangkan lagu hit-nya,Terlena terdengar jelas. Sementara pengunjung tampak menikmati irama dangdut tersebut dan ratusan di antaranya bahkan sambil asyik berjoget. Tentu bukan pemadangan yang luar biasa di Indonesia. Tetapi ketika suasana itu berlokasi di salah satu kawasan elit di London, tentu menjadi suatu hal yang tidak biasa.

Suasana yang tidak biasa itu terjadi di kebun belakang sebuah rumah besar di ujung jalan Bishop Grove, East Finchley Selasa siang lalu. Acara meriah dan bernuansa Indonesia itu adalah hajatan Kedutaan Besar RI di (KBRI) London dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI yang ke-59.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, acara yang dilangsungkan di Wisma Nusantara, Rumah Dinas Duta Besar Indonesia di London Utara dipadati seribuan warga Indonesia yang tinggal di Inggris. Kabar hadirnya Ikke Nurjannah, yang telah tersiar jauh-jauh hari sebelumnya tampaknya menjadi alasan utama warga Indonesia dari seluruh kota di Inggris untuk berduyun-duyun hadir dalam acara 17-an.

"Saya minta ijin ke kantor untuk kerja setengah hari dan langsung ke sini," kata Miya Bodart, seorang warga Indonesia yang tinggal di High Wicombe, kota kecil berjarak satu jam bermobil dari London. Memang tampaknya, warga yang sebagian besar terdiri dari pelajar Indonesia di Inggris, TKI dan juga pekerja profesional tampaknya sayang untuk melewatkan kesempatan langka bertatap muka dengan salah satu penyanyi dangdut top Indonesia. Mereka tidak segan-segan untuk membolos kerja atau , seperti Miya, minta ijin kerja setengah hari untuk bisa menghadiri acara tersebut.

Selain Ikke Nurjannah, juga hadir Toeti Trie Sedya, penyanyi keroncong yang kerap manggung di Istana dan acara-acara TNI dalam acara yang diprakarsai oleh KBRI bekerja sama dengan PPI (Persatuan Pelajar Indonesia ) Inggris. "Ikke Nurjannah dan Toeti Trie Sedya itu adalah sumbangan dari Ibu Agum Gumelar," kata Ny Prihanum Sudharsono kepada koran ini.

Menurut istri Dubes RI di Inggris Juwono Sudharsono, yang adalah penasihat acara peringatan HUT RI itu, istri Agum Gumelar telah lama menawarkan sumbangan ke KBRI untuk mendatangkan artis dangdut ke London. "Ya sudah saya pesan saja untuk acara 17-an," lanjutnya.

"Sebenarnya saya masih jet lag, baru datang kemarin. Tapi saya senang sekali diundang tampil di sini,"kata Ikke yang tampil anggun dengan kebaya pink keemasan. Penyanyi dangdut bertubuh mungil ini lantas bercerita bahwa dirinya akan berada di London hingga tanggal 20 Agustus , tapi kalau ada permintaan tambahan, ia menyatakan kesediaannya untuk tinggal lebih lama. "Udah dulu ya Mbak, nanti ngobrol lagi saya mau ngamen dulu," kata Ikke pamit ketika namanya dipanggil untuk tampil.

Ketua Panitia acara tersebut, Pribadi Setiono menyatakan bahwa untuk kelancaran acara, pihak KBRI sejak sebulan lalu telah berkirim surat dan juga berkunjung ke rumah-rumah tetangga Wisma Nusantara. "Minta ijin ke para tetangga kita akan bikin acara ramai-ramai, bahkan mereka kita undang sebagai tamu kehormatan Dubes," kata kepala penerangan KBRI London ini yang juga meminta ijin kepada kepolisian setempat.

Dua tahun lalu, acara peringatan HUT RI di tempat yang sama sempat menuai protes dari tetangga di sekitar rumah dinas Dubes yang terletak di kawasan cukup elit tersebut. Hingga tahun lalu, acara perlombaan di hari-H ditiadakan. Maklum di Inggris, secara hukum, tidak diperbolehkan membuat acara keramaian di kawasan pemukiman, apalagi jika sampai menganggu tetangga di sekitarnya.

Kerja keras selama tiga bulan panitia HUT RI London tahun ini ternyata terbayar. Tidak hanya acara berjalan tanpa protes dari tetangga bahkan beberapa dari tetangga Dubes itu bersedia hadir di acara itu. Warga Indonesia yang hadir pun melimpah, jauh melebihi target panitia. "Kita targetkan 600 orang, dan makanan kita siapkan 1200 porsi. Tetapi menurut hitungan saya yang datang lebih dari 1200," kata Pribadi lagi.

Acara yang dipandu oleh Lula Kamal, pembawa acara terkenal yang tengah mengambil Program Master di London diawali dengan upacara bendera, diteruskan dengan berbagai lomba baik untuk dewasa maupun anak-anak, seperti balap karung dan balapan dengan bersepatu bakyak. Juga pembagian hadiah bagi berbagai perlombaan dan pertandingan yang telah dilangsungkan selama bulan Agustus antar pelajar, warga, intansi pemerintah dan juga BUMN yang ada di Inggris.

Selain makan siang gratis, panitia juga memberi kesempatan warga untuk berjualan makanan tradisional bertema "warung Indonesia". Beberapa stand bazar tampak di serbu oleh pengunjung, warung milik muslimah Kibar (Keluarga Besar Islam Britania Raya dan sekitarnya) salah satunya. Gudeg, asinan Bogor, tempe mendoan, ayam bakar dan pepes Ikan yang tersedia ludes di serbu pembeli. "Alhamdulillah, semua makanan terjual," kata Luluk dan Dian, penjaga stand Muslimah Kibar yang semua keuntungan jualannya akan disumbangkan ke pihak-pihak yang memerlukan itu.

Di stand lain, tersedia bakso, siomay, lontong sayur dan aneka jajanan Indonesia juga laris manis diserbu pembeli yang rata-rata kangen dengan makanan tradisional Indonesia.

Sukses dengan Ikke Nurjannah, apakah acara tahun-tahun mendatang juga akan mendatangkan bintang tamu artis dari Indonesia. "Ya, tergantung bagaimana nanti dananya," kata Pibadi yang mengatakan bahwa acara HUT RI itu berasal dari anggaran tahunan KBRI London.

"Kemesraan ini …janganlah cepat berlalu……"Dubes Juwono Sudharsono dan istri, Lula Kamal, Ikke Nurjannah dan Toeti Trie Sedya menutup acara dengan bersama-sama mendendangkan lagu Kemesraan. Namun, kemeriahan yang dimulai pk 9.30 hingga pk.16.30 GMT itu berlalu dengan cepatnya. Menyisakan wajah-wajah lelah namun bahagia yang terpancar dari warga Indonesia yang tengah berada jauh dari kampung halamannnya.***