Kirana and The Baby
+Mummy, I want a baby girl.
-Why?
+Because boys are naughty.
+Mummy, My tummy is so full, what's inside my tummy ?
-Rice, egg, bread, milk, ice cream, biscuit and chocolate. You've been eating all day, that's why your tummy is so full.
+Why did you eat your baby mummy?
- I didn't eat the baby.
+Yes, you did. Why the baby is in your tummy then?
-What are you doing Kirana? *menekan perut dg tangannya kemudian dg kakinya*
+I've been trying to squeeze the baby mummy. I want the baby to comes out quick.
+Mummy, you know what? I think I will let the baby to borrow my toys.
-Really? That's nice Kirana, I'm sure the baby will love it.
+Mummy, the baby wants to have sandwich.
-How did you know?
+The baby just told me.
-What kind of sandwich does the baby wants?
+I want peanut butter and chocolate one mummy.
-Hallo Kakak Kirana.
+My name is Kirana, not kakak Kirana.
-The baby will call you Kakak Kirana, because you are older and bigger.
+My name is Kirana. Just Kirana mummy. I dont want you and the baby call me Kakak Kirana.
Tuesday, May 25, 2004
Tuesday, May 18, 2004
P 38 W 26 D 12 L O, The Invincibles
Everton H 2-1, Middlesbrough A 4-0, Aston Villa H 2-0, Manchester City A 2-1, Portsmouth H 1-1, Manchester United A 0-0, Newcastle United H 3-2, Liverpool A 2-1, Chelsea H 2-1, Charlton Athletic A 1-1, Leeds United A 4-1, Tottenham Hospur H 2-1, Birmingham City A 3-0, Fulham H 0-0, Leicester City A 1-1, Blackburn Rovers H 1-0, Bolton Wanderers A 1-1, Wolvehampton Wanderers H 3-0, Southampton A 1-0, Everton A 1-1, Meddlesbrough H 4-1, Aston Villa A 2-0, Manchester City H 2-1, Wolverhampton Wanderers A 3-1, Southampton H 2-0, Chelsea A 2-1, Charlton Atletic H 2-1 Blackburn Rovers A 2-0, Bolton Wanderers H 2-1, Manchester United H 1-1, Liverpool H 4-2, Newcastle United A 0-0, Leeds United H 5-0, Tottenham Hospurs A 2-2, Birmingham City H 0-0, Portsmouth A 1-1, Fulham A 1-0, Leicester City H 2-1.
(foto : www.bbc.co.uk)
Everton H 2-1, Middlesbrough A 4-0, Aston Villa H 2-0, Manchester City A 2-1, Portsmouth H 1-1, Manchester United A 0-0, Newcastle United H 3-2, Liverpool A 2-1, Chelsea H 2-1, Charlton Athletic A 1-1, Leeds United A 4-1, Tottenham Hospur H 2-1, Birmingham City A 3-0, Fulham H 0-0, Leicester City A 1-1, Blackburn Rovers H 1-0, Bolton Wanderers A 1-1, Wolvehampton Wanderers H 3-0, Southampton A 1-0, Everton A 1-1, Meddlesbrough H 4-1, Aston Villa A 2-0, Manchester City H 2-1, Wolverhampton Wanderers A 3-1, Southampton H 2-0, Chelsea A 2-1, Charlton Atletic H 2-1 Blackburn Rovers A 2-0, Bolton Wanderers H 2-1, Manchester United H 1-1, Liverpool H 4-2, Newcastle United A 0-0, Leeds United H 5-0, Tottenham Hospurs A 2-2, Birmingham City H 0-0, Portsmouth A 1-1, Fulham A 1-0, Leicester City H 2-1.
(foto : www.bbc.co.uk)
Ketika Musim Hayfever Tiba
Bersamaan dengan datangnya summer di Inggris, muncul satu jenis alergi yang di sebut dengan hayfever. setiap tahun minimal 2-3 juta penduduk Inggris akan terserang alergi yang tanda-tanda mirip dengan influensa hanya saja tidak disertai demam dan pusing.
Penderita hayfever ini mengalami pilek, hidung tersumbat, batuk, mata merah/berair, serta tenggorokan sakit. setiap penderita bisa menampakkan salah satu gejala di atas atau bisa lebih bahkan ada yang semua gejala tersebut mampir dalam tubuhnya.
Penyebab utamanya adalah yang disebut di Inggris sebagai pollen atau serbuk sari bunga. Pollen ini mulai bermunculan di awal summer seiring dengan mekarnya bunga-bungaan di Inggris. Setiap jenis pollen muncul dalam waktu yang berbeda, sehingga munculnya gejala penderita hayfever pun mengikuti kapan saat jenis pollen yang ia alergi muncul.
Ada banyak tersedia jenis pengobatan untuk hayfever ini, mulai dari nasal spray, inhaler,obat atau pun sirup tergantung preferensi dari penderita. Tetapi seperti juga efek obat-obatan yang lain, pengobatan ini tidak langsung menghilangkan gejala hayfever tetapi hanya mempersingkat atau hanyalah mengurangi gejala tersebut.
Untuk mencegah hayfever bisa dilakukan dengan terus berada di dalam ruangan terutama pk 5-7 pm dimana saatnya pollen banyak berterbangan. Juga dengan menutup jendela rumah, terutama saat tidur. Sesuatu yang sayangnya sangat sulit dilakukan di Inggris. Karena, sebagai negara yang musim panasnya singkat maka bangunan dan rumah di Inggris berdesaign tertutup (sedikit ventilasi) yang artinya sangat panas di dalam rumah ketika jendela/pintu tetap tertutup pada siang hari atau pun malam di musim panas.
Tetapi setidaknya di Inggris menyiarkan pollen count (penghitungan jumlah serbuk sari setiap kubik udara di wilayah tertentu) yang biasanya bersamaan dengan acara/kolom ramalan cuaca di televisi/surat kabar. Jadi bisa tahu kapan dan dimana pollen akan banyak jumlahnya dan penderita hayfever bisa berupaya menghindarinya.
Tiga tahun mengalami summer di Inggris, Alhamdulillah kami sekeluarga lolos dari serangan hayfever. Tetapi ternyata di summer ke-4 tahun ini saya tampaknya mendapat kado untuk merasakan "penyakitnya orang Inggris".
Sejak tiga hari lalu, hidung tersumbat siang dan malam tanpa sebab, tanpa pusing dan juga demam. Dan susahnya lagi karena kehamilan saya, maka tidak bisa pula mengkonsumsi sembarang obat. Terpaksa hanya bisa mengandalkan inhaler, yang tidak menyembuhkan tapi sedikit membantu --beberapa saat, tapi kemudian hidung kembali tersumbat -- untuk bisa bernapas normal.
"Artinya mummy sudah menjadi orang Inggris beneran", begitu suami saya mencoba menghibur. Tapi kalau saya boleh memilih, lebih baik saya tidak pernah "menjadi orang Inggris" selamanya. Sebagai orang Banyumas jauh lebih enak, kebal dengan segala macam pollen, jangankan hanya serbuk sari, serbuk lain yang lebih beracun pun dulu saya kebal.
Bersamaan dengan datangnya summer di Inggris, muncul satu jenis alergi yang di sebut dengan hayfever. setiap tahun minimal 2-3 juta penduduk Inggris akan terserang alergi yang tanda-tanda mirip dengan influensa hanya saja tidak disertai demam dan pusing.
Penderita hayfever ini mengalami pilek, hidung tersumbat, batuk, mata merah/berair, serta tenggorokan sakit. setiap penderita bisa menampakkan salah satu gejala di atas atau bisa lebih bahkan ada yang semua gejala tersebut mampir dalam tubuhnya.
Penyebab utamanya adalah yang disebut di Inggris sebagai pollen atau serbuk sari bunga. Pollen ini mulai bermunculan di awal summer seiring dengan mekarnya bunga-bungaan di Inggris. Setiap jenis pollen muncul dalam waktu yang berbeda, sehingga munculnya gejala penderita hayfever pun mengikuti kapan saat jenis pollen yang ia alergi muncul.
Ada banyak tersedia jenis pengobatan untuk hayfever ini, mulai dari nasal spray, inhaler,obat atau pun sirup tergantung preferensi dari penderita. Tetapi seperti juga efek obat-obatan yang lain, pengobatan ini tidak langsung menghilangkan gejala hayfever tetapi hanya mempersingkat atau hanyalah mengurangi gejala tersebut.
Untuk mencegah hayfever bisa dilakukan dengan terus berada di dalam ruangan terutama pk 5-7 pm dimana saatnya pollen banyak berterbangan. Juga dengan menutup jendela rumah, terutama saat tidur. Sesuatu yang sayangnya sangat sulit dilakukan di Inggris. Karena, sebagai negara yang musim panasnya singkat maka bangunan dan rumah di Inggris berdesaign tertutup (sedikit ventilasi) yang artinya sangat panas di dalam rumah ketika jendela/pintu tetap tertutup pada siang hari atau pun malam di musim panas.
Tetapi setidaknya di Inggris menyiarkan pollen count (penghitungan jumlah serbuk sari setiap kubik udara di wilayah tertentu) yang biasanya bersamaan dengan acara/kolom ramalan cuaca di televisi/surat kabar. Jadi bisa tahu kapan dan dimana pollen akan banyak jumlahnya dan penderita hayfever bisa berupaya menghindarinya.
Tiga tahun mengalami summer di Inggris, Alhamdulillah kami sekeluarga lolos dari serangan hayfever. Tetapi ternyata di summer ke-4 tahun ini saya tampaknya mendapat kado untuk merasakan "penyakitnya orang Inggris".
Sejak tiga hari lalu, hidung tersumbat siang dan malam tanpa sebab, tanpa pusing dan juga demam. Dan susahnya lagi karena kehamilan saya, maka tidak bisa pula mengkonsumsi sembarang obat. Terpaksa hanya bisa mengandalkan inhaler, yang tidak menyembuhkan tapi sedikit membantu --beberapa saat, tapi kemudian hidung kembali tersumbat -- untuk bisa bernapas normal.
"Artinya mummy sudah menjadi orang Inggris beneran", begitu suami saya mencoba menghibur. Tapi kalau saya boleh memilih, lebih baik saya tidak pernah "menjadi orang Inggris" selamanya. Sebagai orang Banyumas jauh lebih enak, kebal dengan segala macam pollen, jangankan hanya serbuk sari, serbuk lain yang lebih beracun pun dulu saya kebal.
Saturday, May 08, 2004
Rujak dan Ulekan Batu
Dua minggu lalu, teman yang tinggal di Wimbledon menitipkan mangga setengah matang melalui suaminya, "untuk Ibu hamil, yang biasanya suka yang asam-asam", begitu pesannya. Padahal selama kehamilan saya -- sekarang sudah masuk minggu ke-19 -- tidak pernah sekalipun kepengin yang asam, atau pun "ngidam" satu jenis makanan tertentu.
Karena terlalu asam untuk dimakan langsung, saya pun membuat bumbu rujak sebagai teman makan mangga itu. Untuk menambah ramai saya tambah potongan apel, karena malam itu tidak tersedia buah lain yang "rujakable". Tidak disangka, kalau rujak yang tidak niat itu ternyata enak sekali: pedas, asam dan manis campur jadi satu. Mual dan pusing saya langsung hilang dan perut pun langsung hangat (saking pedasnya).
Sejak malam itu, saya jadi ketagihan makan pedas. Tiada hari tanpa sambal, pernah suatu hari ketika tidak ada makanan yang cocok untuk bersambal, saya maksa ngemil strawberry dicolek ke sambal terasi! Tenggorokan saya yang biasanya langsung protes kalau saya makan terlalu pedas ( gara-gara amandel yang terlalu besar tetapi malas untuk di operasi) dan perut saya, kali ini pun berbaik hati. Tidak pernah ada keluhan, kecuali perut panas itu.
Bisa dibayangkan, kalau sekarang setiap saat tersedia rujak atau sambal di rumah. Dari makan besar atau sekedar ngemil : pedas is a must!
Cerita tentang rujak, mengingatkan saya dengan kisah ulekan mungil yang saya pakai membuat bumbunya. Ulekan itu, yang selama ini lebih banyak menganggur karena selain terlalu kecil juga saya malas ngulek dan lebih mudah pakai blender, saya beli di Prambanan, Yogyakarta dua tahun lalu ketika pulang ke Indonesia.
Seorang teman di London pernah menawarkan ke saya, ulekan yang lebih besar seperti yang ia punya, karena kebetulan temannya importir barang-barang dari Indonesia, mulai dari ulekan sampai furniture antik. Di tunggu-tungu sampai sekarang barangnya tidak pernah ada, terakhir dengar sudah beralih profesi dan tidak berjualan lagi. Terpaksalah saya setia dengan ulekan mungil yang menurut janji penjualnya, asli dari batu pegunungan sekitar Prambanan.
Masih tentang ulekan, teman saya yang lain punya cerita lucu. Ia punya teman yang tinggal di salah satu negara Eropa juga tapi saya lupa dimana tepatnya, yang jarang penduduk asal Asia, maka itu penduduk lokal masih agak rasis (atau mungkin bisa juga sebaliknya: orang asing enggan tinggal di negara itu karena penduduknya rasis). Suatu hari si orang Indonesia itu ingin masak-memasak bareng di rumah temannya. Ingin bercita rasa asli, ia angkut ulekannya --yang berukuran cukup besar--naik bus ke rumah temannya.
Dengan tidak taktisnya ia membawa ulekan yang pasti berat itu dengan ditenteng di tas plastik, bukan kejutan kalau di bus tas plastik itu jebol dan dengan tidak berdosa menimpa kaki salah satu penumpang bus. Bisa dibayangkan bagaimana marahnya si penumpang sial itu, berteriak-teriak dengan bahasa lokal membuat kegemparan di bus yang kalau diterjemahkan kira-kira: "Dasar Asia, batu di bawa-bawa!"
Tentu saja, si Indonesia pembawa ulekan itu hanya bisa nyengir dan minta maaf tanpa bisa menjelaskan bahwa batu yang ia bawa bukanlah sekedar batu. Cerita teman saya ini lah alasan utama kenapa ulekan yang saya pilih untuk dibawa ke London justru yang kecil mungil, yang susah dipakai ngulek. Saya hanya takut kalau saat pemeriksaan di bandara ulekan itu ketahuan dan saya pun terpaksa harus menerangkan mengapa saya terbang dengan membawa batu.
foto: rujak made in Thamesmead dan ulekan batu asli Prambanan itu.
Dua minggu lalu, teman yang tinggal di Wimbledon menitipkan mangga setengah matang melalui suaminya, "untuk Ibu hamil, yang biasanya suka yang asam-asam", begitu pesannya. Padahal selama kehamilan saya -- sekarang sudah masuk minggu ke-19 -- tidak pernah sekalipun kepengin yang asam, atau pun "ngidam" satu jenis makanan tertentu.
Karena terlalu asam untuk dimakan langsung, saya pun membuat bumbu rujak sebagai teman makan mangga itu. Untuk menambah ramai saya tambah potongan apel, karena malam itu tidak tersedia buah lain yang "rujakable". Tidak disangka, kalau rujak yang tidak niat itu ternyata enak sekali: pedas, asam dan manis campur jadi satu. Mual dan pusing saya langsung hilang dan perut pun langsung hangat (saking pedasnya).
Sejak malam itu, saya jadi ketagihan makan pedas. Tiada hari tanpa sambal, pernah suatu hari ketika tidak ada makanan yang cocok untuk bersambal, saya maksa ngemil strawberry dicolek ke sambal terasi! Tenggorokan saya yang biasanya langsung protes kalau saya makan terlalu pedas ( gara-gara amandel yang terlalu besar tetapi malas untuk di operasi) dan perut saya, kali ini pun berbaik hati. Tidak pernah ada keluhan, kecuali perut panas itu.
Bisa dibayangkan, kalau sekarang setiap saat tersedia rujak atau sambal di rumah. Dari makan besar atau sekedar ngemil : pedas is a must!
Cerita tentang rujak, mengingatkan saya dengan kisah ulekan mungil yang saya pakai membuat bumbunya. Ulekan itu, yang selama ini lebih banyak menganggur karena selain terlalu kecil juga saya malas ngulek dan lebih mudah pakai blender, saya beli di Prambanan, Yogyakarta dua tahun lalu ketika pulang ke Indonesia.
Seorang teman di London pernah menawarkan ke saya, ulekan yang lebih besar seperti yang ia punya, karena kebetulan temannya importir barang-barang dari Indonesia, mulai dari ulekan sampai furniture antik. Di tunggu-tungu sampai sekarang barangnya tidak pernah ada, terakhir dengar sudah beralih profesi dan tidak berjualan lagi. Terpaksalah saya setia dengan ulekan mungil yang menurut janji penjualnya, asli dari batu pegunungan sekitar Prambanan.
Masih tentang ulekan, teman saya yang lain punya cerita lucu. Ia punya teman yang tinggal di salah satu negara Eropa juga tapi saya lupa dimana tepatnya, yang jarang penduduk asal Asia, maka itu penduduk lokal masih agak rasis (atau mungkin bisa juga sebaliknya: orang asing enggan tinggal di negara itu karena penduduknya rasis). Suatu hari si orang Indonesia itu ingin masak-memasak bareng di rumah temannya. Ingin bercita rasa asli, ia angkut ulekannya --yang berukuran cukup besar--naik bus ke rumah temannya.
Dengan tidak taktisnya ia membawa ulekan yang pasti berat itu dengan ditenteng di tas plastik, bukan kejutan kalau di bus tas plastik itu jebol dan dengan tidak berdosa menimpa kaki salah satu penumpang bus. Bisa dibayangkan bagaimana marahnya si penumpang sial itu, berteriak-teriak dengan bahasa lokal membuat kegemparan di bus yang kalau diterjemahkan kira-kira: "Dasar Asia, batu di bawa-bawa!"
Tentu saja, si Indonesia pembawa ulekan itu hanya bisa nyengir dan minta maaf tanpa bisa menjelaskan bahwa batu yang ia bawa bukanlah sekedar batu. Cerita teman saya ini lah alasan utama kenapa ulekan yang saya pilih untuk dibawa ke London justru yang kecil mungil, yang susah dipakai ngulek. Saya hanya takut kalau saat pemeriksaan di bandara ulekan itu ketahuan dan saya pun terpaksa harus menerangkan mengapa saya terbang dengan membawa batu.
foto: rujak made in Thamesmead dan ulekan batu asli Prambanan itu.
Saturday, May 01, 2004
Kirana's New Helmet
Kemarin, karena ada teman yang kebetulan juga plumber, fixing something in the kitchen, sementara Kirana libur –gurunya ada rapat—(kok mirip SD di kampungku dulu ya). Artinya, Kirana harus diungsikan menghindari dia mengganggu proses pengerjaan.
Bingung mau kemana, terlanjur beli tiket zone 2-6 (tidak bisa ke central London, Zone 1) pergilah kita ke Canary Wharf dan Canada Water di Zone 2-3. Beberapa waktu ini, saya menemukan cara lebih murah bepergian di London. Sebelumnya selalu beli one day travelcard (tiket yang berlaku untuk all tranportasi di London dalam sehari) zone 1-4, karena rumah ada di zone 4 dan paling jauh saya pergi juga ke radius Zone tersebut.
Suatu hari ketika beli tiket saya notice bahwa untuk tiket Zone 2-6 jauh lebih murah (beda hampir £2) dan karena tidak selalu saya bepergian ke Zone 1 maka, sejak itu saya beli travelcard Zone 2-6. Tiket saya lebih murah lagi, karena yang saya beli adalah tipe family yang saratnya harus ada anak. Pas dengan saya yang kemanapun mengajak Kirana.
Canary Wharf jaraknya hanya satu stop dari North Greenwich Station via jubilee line, tempat saya memulai journey (dari rumah ke NG naik bus sekali). Selain kompleks perkantoran terbaru dan termodern di London, Canary Wharf juga tempat belanja yang asyik karena selain lengkap juga indoor, yang untuk kondisi London yang hampir selalu dingin dan hujan, seperti yang terjadi kemarin, sangat membantu.
Tujuan utama beli topi summer untuk Kirana. Beberapa hari lalu, ketika matahari sempat muncul dan sempat pula mencapai 22 derajat, saya lihat banyak anak-anak kecil sudah mulai ber-topi summer. Topi lebar, berwarna cerah dengan tali ikat di leher, lucu dan very summery. Pergilah kita ke GAP Kids, dan topi yang saya bayangkan berjajar rapi dengan cantiknya.
Tapi apa yang terjadi, kirana memberontak: "I don’t want a new hat mummy, I’ve already got many hats at home". Berlari menolak setiap kali saya bujuk mencoba topi. Kesal dengan ulah Kirana, saya batalkan beli topi, dan beli beberapa item lain yang di counter sale (salah satunya jeket tipis berbunga cerah-ceria, dengan harga under £5) , tanpa berkonsultasi dengan Kirana.
Bosan mondar-mandir di Canary wharf, dan telpon rumah ternyata dapur belum selesai, kami lanjutkan perjalanan ke Canada Water, satu stop setelah Canary Wharf. Tepat di luar stasiun ada Decathlon, superstore khusus perlengkapan olahraga. Saya senang ke sini karena semua lengkap, dan pelayannya very helpfull dan tahu benar secara teknis barang-barang yang di jualnya. Ternyata karena sarat menjadi pelayan di decathlon adalah: passion dengan olahraga. Pantesan ahli!
Decathlon dibagi dua gedung, satu untuk indoor sport dan satunya outdoor sport semacam hiking, bersepeda, sky, camping dll. Pertama, masuk ke outdoor sport, karena ingin mencari helm sepeda Kirana.
Tentang helm bersepeda, di Inggris hukumnya wajib. Dan wajib di sini artinya benar-benar wajib. Biar pun anak kecil, kalau bersepeda di luar rumah (dengan berapapun roda sepedanya) wajib untuk memakai helm. Kebayang kalau di kampung saya, peraturan itu juga diberlakukan. Lucu kali ya dan pasti tidak dihiraukan.
Seperti biasa setiap kali masuk ke decathlon, pasti bingung karena so many choices dan juga banyak soal teknis yang sama sekali tidak saya pahami. Beberapa waktu lalu, ketika ingin beli sepeda Kirana misalnya, baru saya tahu ada banyak jenis sepeda anak yang meskipun satu model tetapi berbeda tingkat keselamatan (safety).
Begitu pula dengan helm, ternyata juga sedikit rumit. Tapi seperti biasa pula ada staff yang selalu siap membantu memilihkan yang paling cocok dengan kebutuhan. Ketemu yang Kirana suka (gambarnya) dan ternyata pas dengan ukuran kepalanya (yang ternyata harus diukur serius). Dan ternyata sale pula, dari £14,99 menjadi £4,99, my lucky day!
Setelah itu ke bagian walking shoes, karena saya perlu sandal musim panas yang enak untuk jalan (tanpa hak tinggi tentunya dengan kondisi kehamilan saya). Banyak sekali pilihan, saya putuskan beli yang termurah karena setelah mencoba beberapa sandal (termasuk yang buat hiking hehe) semua enak. You know what, ketika saya bayar dari kasir, sandal saya itu ternyata juga sale dari £11,99 menjadi £6,99!
Keberuntungan tidak berhenti mengikuti saya hari itu, karena ketika melihat sepatu anak-anak saya menemukan sepatu yang saya inginkan untuk Kirana (sepatu untuk sekolah karena yang lama sudah bluthuk dan mulai sempit) dengan harga £1, sale tentu saja. Alhamdulillah.
Capai muter-muter, termasuk bergaya dengan mencoba (tidak beli) segala macam jenis kacamata hitam, mulai yang buat sky, bersepeda sampai jenis "ringan" untuk jalan-jalan, mencoba berbagai jenis women running shoes, leisure shoes dll akhirnya saya putuskan untuk pulang.
Sampai rumah, pas dengan berakhirnya pekerjaan di dapur. Kirana langsung pakai sepatu, helm dan jaketnya. Tidak mau di copot sampai menjelang tidur. Pagi ini, bangun tidur ia kembali mencari sepatu, helm dan jaketnya.
It was lovely day yesterday (disamping hujan dan kembali dingin), considering mendapatkan apa yang dicari dengan harga yang jauh lebih murah dari yang seharusnya. Sehingga ledekan suami saya: "oh gitu, belanja untuk dirinya sendiri. Yang di rumah dilupakan, tidak dibelikan apapun". Terasa nyanyian yang tidak annoying. "Perlu apa emang? Next time kita belanja lagi", jawab saya yang memang cari alasan untuk ke decathlon lagi.
Kemarin, karena ada teman yang kebetulan juga plumber, fixing something in the kitchen, sementara Kirana libur –gurunya ada rapat—(kok mirip SD di kampungku dulu ya). Artinya, Kirana harus diungsikan menghindari dia mengganggu proses pengerjaan.
Bingung mau kemana, terlanjur beli tiket zone 2-6 (tidak bisa ke central London, Zone 1) pergilah kita ke Canary Wharf dan Canada Water di Zone 2-3. Beberapa waktu ini, saya menemukan cara lebih murah bepergian di London. Sebelumnya selalu beli one day travelcard (tiket yang berlaku untuk all tranportasi di London dalam sehari) zone 1-4, karena rumah ada di zone 4 dan paling jauh saya pergi juga ke radius Zone tersebut.
Suatu hari ketika beli tiket saya notice bahwa untuk tiket Zone 2-6 jauh lebih murah (beda hampir £2) dan karena tidak selalu saya bepergian ke Zone 1 maka, sejak itu saya beli travelcard Zone 2-6. Tiket saya lebih murah lagi, karena yang saya beli adalah tipe family yang saratnya harus ada anak. Pas dengan saya yang kemanapun mengajak Kirana.
Canary Wharf jaraknya hanya satu stop dari North Greenwich Station via jubilee line, tempat saya memulai journey (dari rumah ke NG naik bus sekali). Selain kompleks perkantoran terbaru dan termodern di London, Canary Wharf juga tempat belanja yang asyik karena selain lengkap juga indoor, yang untuk kondisi London yang hampir selalu dingin dan hujan, seperti yang terjadi kemarin, sangat membantu.
Tujuan utama beli topi summer untuk Kirana. Beberapa hari lalu, ketika matahari sempat muncul dan sempat pula mencapai 22 derajat, saya lihat banyak anak-anak kecil sudah mulai ber-topi summer. Topi lebar, berwarna cerah dengan tali ikat di leher, lucu dan very summery. Pergilah kita ke GAP Kids, dan topi yang saya bayangkan berjajar rapi dengan cantiknya.
Tapi apa yang terjadi, kirana memberontak: "I don’t want a new hat mummy, I’ve already got many hats at home". Berlari menolak setiap kali saya bujuk mencoba topi. Kesal dengan ulah Kirana, saya batalkan beli topi, dan beli beberapa item lain yang di counter sale (salah satunya jeket tipis berbunga cerah-ceria, dengan harga under £5) , tanpa berkonsultasi dengan Kirana.
Bosan mondar-mandir di Canary wharf, dan telpon rumah ternyata dapur belum selesai, kami lanjutkan perjalanan ke Canada Water, satu stop setelah Canary Wharf. Tepat di luar stasiun ada Decathlon, superstore khusus perlengkapan olahraga. Saya senang ke sini karena semua lengkap, dan pelayannya very helpfull dan tahu benar secara teknis barang-barang yang di jualnya. Ternyata karena sarat menjadi pelayan di decathlon adalah: passion dengan olahraga. Pantesan ahli!
Decathlon dibagi dua gedung, satu untuk indoor sport dan satunya outdoor sport semacam hiking, bersepeda, sky, camping dll. Pertama, masuk ke outdoor sport, karena ingin mencari helm sepeda Kirana.
Tentang helm bersepeda, di Inggris hukumnya wajib. Dan wajib di sini artinya benar-benar wajib. Biar pun anak kecil, kalau bersepeda di luar rumah (dengan berapapun roda sepedanya) wajib untuk memakai helm. Kebayang kalau di kampung saya, peraturan itu juga diberlakukan. Lucu kali ya dan pasti tidak dihiraukan.
Seperti biasa setiap kali masuk ke decathlon, pasti bingung karena so many choices dan juga banyak soal teknis yang sama sekali tidak saya pahami. Beberapa waktu lalu, ketika ingin beli sepeda Kirana misalnya, baru saya tahu ada banyak jenis sepeda anak yang meskipun satu model tetapi berbeda tingkat keselamatan (safety).
Begitu pula dengan helm, ternyata juga sedikit rumit. Tapi seperti biasa pula ada staff yang selalu siap membantu memilihkan yang paling cocok dengan kebutuhan. Ketemu yang Kirana suka (gambarnya) dan ternyata pas dengan ukuran kepalanya (yang ternyata harus diukur serius). Dan ternyata sale pula, dari £14,99 menjadi £4,99, my lucky day!
Setelah itu ke bagian walking shoes, karena saya perlu sandal musim panas yang enak untuk jalan (tanpa hak tinggi tentunya dengan kondisi kehamilan saya). Banyak sekali pilihan, saya putuskan beli yang termurah karena setelah mencoba beberapa sandal (termasuk yang buat hiking hehe) semua enak. You know what, ketika saya bayar dari kasir, sandal saya itu ternyata juga sale dari £11,99 menjadi £6,99!
Keberuntungan tidak berhenti mengikuti saya hari itu, karena ketika melihat sepatu anak-anak saya menemukan sepatu yang saya inginkan untuk Kirana (sepatu untuk sekolah karena yang lama sudah bluthuk dan mulai sempit) dengan harga £1, sale tentu saja. Alhamdulillah.
Capai muter-muter, termasuk bergaya dengan mencoba (tidak beli) segala macam jenis kacamata hitam, mulai yang buat sky, bersepeda sampai jenis "ringan" untuk jalan-jalan, mencoba berbagai jenis women running shoes, leisure shoes dll akhirnya saya putuskan untuk pulang.
Sampai rumah, pas dengan berakhirnya pekerjaan di dapur. Kirana langsung pakai sepatu, helm dan jaketnya. Tidak mau di copot sampai menjelang tidur. Pagi ini, bangun tidur ia kembali mencari sepatu, helm dan jaketnya.
It was lovely day yesterday (disamping hujan dan kembali dingin), considering mendapatkan apa yang dicari dengan harga yang jauh lebih murah dari yang seharusnya. Sehingga ledekan suami saya: "oh gitu, belanja untuk dirinya sendiri. Yang di rumah dilupakan, tidak dibelikan apapun". Terasa nyanyian yang tidak annoying. "Perlu apa emang? Next time kita belanja lagi", jawab saya yang memang cari alasan untuk ke decathlon lagi.
Subscribe to:
Posts (Atom)